Mengenal sosok Abu Zakariya Yahya Al Hafshi

PCINU Tunisia – Dalam sejarah, setiap individu memiliki perannya masing-masing dalam memajukan dan menghancurkan sebuah dinasti. Tujuan kita sebagai bagian dari sejarah suatu bangsa tentu bukan hanya menjadi saksi, akan tetapi kita mempunyai kontribusi dalam kemajuan bangsa. Baik sebagai penjabat, ulama maupun rakyat jelata. Karena manusia memiliki jalan hidup yang unik dalam menentukan masa depan.
Kali ini kita akan mengulas sosok yang sangat berpengaruh dalam sejarah peradapan Islam di kota Tunis, yaitu Abu Zakariya Yahya Al Hafshi. Pendiri Dinasti Hafshiyah dan tokoh penting dalam mengembangkan kota Tunis sebagai pusat peradapan.
Siapakah sosok Abu Zakariya Yahya Al Hafshi ?
Abu Zakariya Yahya Al Hafshi lahir pada tahun 1203 M di kota Marrakesh, Maroko. semasa kecil ia tinggal di lingkungan kalangan kerajaan dan mendapat pendidikan tentang cara berpolitik. Dan di saat tumbuh besar, ia pun tumbuh menjadi seorang yang mahir dalam berpolitik. Di awal karir dalam hidupnya, ia menjabat di bidang administrasi negara.
Pada saat itu, Abu Zakariya yahya menjabat sebagai gubernur Marrakesh di masa kekuasaan Dinasti Muwahhidun. Ia diberikan jabatan itu oleh penguasa Dinasti Muwahhidun yaitu, Abdul Mu’min bin Ali. Kemudian, ia melihat adanya perpecahan internal di tubuh Dinasti Muwahhidun, dan di saat itu pun, ia memulai bagaimana cara agar bisa membebaskan dari genggaman Dinasti Muwahhidun dan mendirikan sebuah dinasti. Di waktu yang tepat, Abu Zakariya Yahya pun mendeklarasikan bahwa Dinasti Hafshiyah resmi berdiri pada Tahun 628 H / 1228 M.
Dalam buku yang ditulis oleh Dr. Najmuddin Al Hantati “Madinah Tunis Qabla Al ‘Ahd Al Hafshi” di sebutkan bahwa Dinasti Hafshiyyah merupakan salah satu Dinasti yang berkontribusi untuk peradaban Islam di wilayah kota Tunis. Karena pada saat itu terjadi perpindahan ibukota kekuasaan atau pemerintahan dari kota Kairouan ke kota Tunis. Dan tercatat juga bahwa Dinasti berkuasa kurang lebih selama 3 abad.
Lalu apa sajakah kontribusi yang di berikan oleh Abu Zakariya untuk mewarnai peradaban yang ada di kota Tunis?
Kontribusi Abu Zakariya Yahya Al Hafshi.
Setelah berdirinya Dinasti Hafshiyah pada Tahun 628H/ 1228 M. Abu Zakariya memulai peradabannya sebagai Raja pertama Dinasti Hafshiyah. Dalam periode kekuasaannya ia memulai dengan pembebasan wilayah yang ada di Aljazair yaitu di kota Tlemcen pada tahun 1242 M. Dimasa yang sama, Abu Zakariya juga memberikan kontribusi lainnya untuk Dinasti Hafshiyah dengan meninggalkan beberapa peninggalan bersejarah seperti :
Membangun jami’ Qasbah
Jami Qasbah di bangun pada bulan Ramadhan 630 H/ 1233 M. Menara ini menara tertinggi pada masa tersebut untuk mengumandangkan Adzan pada saat memasuki waktu shalat dengan mengibarkan bendera putih di atas menara sebagai tandanya.
Membagun jami Al Hawa
Jami’ Hawa didirikan oleh istri Abu Zakariya Yahya Al Hafshi yaitu, Sayyidah ‘Athifah. Hingga saat ini jami hawa masih tetap berdiri kokoh dan di gunakan untuk shalat 5 waktu, jum’at, dan dua hari raya serta halaqah kitab – kitab turats seperti tafsir, fiqih, dan lain – lainnya.
Peninggalan bersejarah lainnya di masa tersebut tidak hanya mendirikan masjid untuk shalat 5 waktu dan halaqah. Melainkan mendirikan madrasah yang menjadi cikal bakal munculnya para ulama dan ilmuwan yang berkompeten, mendirikann pasar Ath Tharin yaitu sebuah pasar yang menjual sebuah minyak wangi, dan hena. Pasar ini terletak di bagian timur jami’ Zaitunah yang bertujuan supaya wilayah jami’ Zaitunah harum dengan wewangian bunga. Dan meninggalkan beberapa manuskrip dan 36 ribu jilid kitab yang bertujuan untuk memajukan ilmu pengetahuan di masanya.
Akhir hayat Abu Zakariya Yahya Al Hafshi.
Tidak ada keraguan, bahwa Abu Zakariya yahya merupakan tokoh yang terkemuka pada abad ke – 7 H. Ia berhasil memakmurkan sebuah negara dari keterpurukan moral, ekonomi, serta ilmu pengetahuan. Dan akhirnya abu zakariya wafat pada tahun 1249 M.
Dari sosok Abu Zakariya, kita belajar bahwa setiap manusia bisa membangun peradaban bagi negara? Setiap manusia bebas membangun sebuah peradaban untuk negara dan setiap manusia harus memiliki ilmu pengetahuan dan moral yang baik sehingga dapat di segani dari pihak kawan maupun lawan.
Penulis: Muhammad Rasyid Lubis (Mahasiswa S1 Universitas az-Zaitunah)