Kolom
Trending

Peringati HSN 2025, PCINU Tunisia Ajak Kader NU Kritis Lewat Bedah Buku

PCINU Tunisia – menyelenggarakan Peringatan Hari Santri Nasional (HSN) 2025 dengan berbagai rangkaian acara. Sebagai penutup yang berkesan, digelar acara bedah buku yang menjadi puncak dari seluruh kegiatan HSN 2025, tepat pada Selasa (21/10/2025) di Sekretariat PCINU Tunisia.
Buku yang dibedah berjudul “Runtuhnya Teori Kitab Kuning” karya Robith Marzuban, salah satu kader NU di Tunisia.

Buku dengan 38 bab ini, mengupas pemikiran Islam dengan pola pemikiran hermeneutika kritis, maqasid syariah yang kontekstual, dan intervensi filsafat modern.

Penulis buku Runtuhnya Teori Kitab Kuning menegaskan bahwa kritik yang disampaikan dalam karyanya bukan ditujukan kepada para ulama, melainkan kepada cara sebagian umat memahami pendapat mereka. Menurutnya, banyak kalangan yang keliru menempatkan isi kitab kuning seakan-akan setara dengan wahyu Al-Qur’an.

Baca Juga :

Melalui pembahasannya, Robith menyoroti adanya pergeseran epistemologis dalam tradisi keilmuan Islam, di mana parameter kebenaran yang dahulu berlandaskan Al-Qur’an dan Hadist beralih pada pendapat para ulama. Kondisi ini, menurutnya, muncul karena ketiadaan mujtahid mutlak di era modern, meski ijtihad harus terus dijaga agar tetap hidup dalam khazanah pemikiran Islam kontemporer.

Robith melanjutkan, karyanya lahir dari kegelisahan intelektual setelah lama hidup di lingkungan pesantren dan aktif dalam forum bahtsul masail. Ia mengaku sangat menghormati para ulama, namun menilai perlu adanya pelurusan cara pandang sebagian orang dalam memahami kitab klasik.

“Saya ini hidup lama di pesantren dan tidak jarang mengikuti bahtsul masail, sehingga sudah terpatri sejak dini untuk tetap ta’dim kepada ulama. Tapi apakah kita bisa diam melihat banyak orang yang salah menafsirkan kitab ulama, sehingga muncul banyak asumsi dari orang-orang yang bahkan tidak pernah hidup di pesantren?” ujarnya. Baginya, kehadiran buku ini diharapkan dapat membuka cakrawala berpikir umat Islam sekaligus menyentil pihak-pihak yang secara tidak sadar mencoba menggantikan posisi kitab kuning dalam tradisi keilmuan Islam.

Baca Juga :

Buku ini bukan hanya menawarkan wacana baru, tetapi juga menggugah ulang cara pandang terhadap tradisi keilmuan Islam, khususnya dalam memahami teks dan hukum Islam secara lebih kontekstual dan relevan dengan zaman.

Acara bedah buku ini berjalan sukses dengan dihadiri oleh para Mustasyar, jajaran Syuriah, A’wan, serta jajaran Badan Tanfidziyah. Selain itu, seluruh mahasiswa Nahdlatul Ulama yang berada di Tunisia juga turut berpartisipasi dalam menyemarakkan kegiatan ini.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button