Kolom

Jejak Kemajuan dalam Peradaban Islam

PCINU Tunisia – Sebuah kehidupan, manusia tidak terlepas dari peran kepemimpinan, baik itu sebagai pemimpin negara maupun masyarakat. Dalam posisi tersebut, pemimpin dituntut untuk memperhatikan seluruh aspek pembangunan peradaban, seperti pengembangan ekonomi, pendidikan, serta pemberdayaan sumber daya manusia. Peradaban sendiri dapat dipahami sebagai rangkaian inovasi dan kreativitas dalam pembangunan untuk kemaslahatan umat manusia dalam suatu negara.

Menurut Ibnu Khaldun, sebuah peradaban hanya dapat maju apabila ada kesadaran dan kemauan dari manusia itu sendiri untuk berkembang. Kesadaran manusia menjadi fondasi utama dalam membangun kehidupan yang terus bergerak maju. Dalam peradaban Islam, pada masa Nabi Muhammad, pembangunan peradaban dimulai dari pembentukan sistem politik, ekonomi, dan penguatan sumber daya manusia. Pada masa para sahabat, pembangunan sistem pajak yang teratur menjadikan umat Islam mengalami kemajuan signifikan pada bidang administrasi dan ekonomi.

Ibnu Khaldun dalam magnum opusnya Muqaddimah menjelaskan, bahwa pemimpin adalah penentu maju atau mundurnya sebuah peradaban. Sejarah peradaban dunia memberikan gambaran yang jelas. Di Mesir kuno, peradaban Qibti berkembang sekitar tahun 3000 SM. Setelah itu muncul peradaban Yunani kuno, disusul peradaban Romawi Barat dengan pusatnya di kota Roma, Italia. Di bagian timur, muncul peradaban Persia yang mencatat perkembangan pesat di bawah kepemimpinan para kisra (kaisar Persia) yang mampu membangun negara dengan sistem pemerintahan yang kuat.

Baca Juga :

Kemudian lahir peradaban Islam di wilayah Andalusia pada tahun 92 H, tepatnya di wilayah yang kini dikenal sebagai Spanyol. Setelah mengalahkan Kerajaan Visigoth, Dinasti Umayyah membangun fondasi peradaban dengan memajukan pendidikan dan ilmu pengetahuan. Dari sinilah muncul tokoh-tokoh besar seperti Ibnu Sina, Ibnu Rusyd, dan banyak ulama lainnya. Kemajuan ilmu pengetahuan pada masa itu menjadikan Andalusia sebagai salah satu pusat peradaban paling maju di dunia.

Di wilayah lain, seperti Ifriqiyya, yang kini dikenal sebagai Tunisia, peradaban berkembang mulai dari masa Kartago hingga Romawi Bizantium. Setiap masa mengalami pasang surut. Ketika Islam datang, pembangunan peradaban dimulai dengan berdirinya masjid-masjid besar yang menjadi ikon Tunisia, seperti Masjid Uqbah bin Nafi dan Masjid Zaitunah. Masjid bukan hanya tempat ibadah, melainkan institusi pendidikan dan pusat peradaban manusia. Pada masa Dinasti Aghlabiyah, Fathimiyah, dan Shanhajah, kemajuan peradaban semakin kuat dengan lahirnya para ulama, fuqaha, dan para hakim yang berperan besar dalam sistem sosial dan keilmuan.

Baca Juga :

Wilayah Maghrib, yang kini dikenal sebagai Maroko, juga mencatat kontribusi penting dalam sejarah peradaban. Pada masa Dinasti Muwahhidun, pembangunan ekonomi, ilmu pengetahuan, serta pendidikan mengalami perkembangan pesat. Penduduk wilayah tersebut terdiri dari perpaduan antara para pendatang dari Andalusia dan masyarakat asli Berber, sehingga melahirkan peradaban yang kaya, dinamis, dan maju.

Maka, kemajuan peradaban suatu bangsa tidak terlepas dari peran pemimpin yang bijaksana dan kompeten. Pembangunan pendidikan, ekonomi, serta pemberdayaan sumber daya manusia merupakan kunci utama. Sebaliknya, kehancuran peradaban disebabkan oleh lemahnya kepemimpinan, hilangnya dukungan masyarakat, serta runtuhnya aset keilmuan dan ekonomi. Karena kehancuran peradaban tidak mengenal waktu dan tempat dan hancur untuk selama lamanya. Akan tetapi peradaban bisa di hidupkan kembali apabila kita belajar dari kesalahan di masa lalu dan mau berkembang dari segala aspek untuk kembali mencapai kejayaan yang sesungguhnya.

Penulis : Muhammad Rasyid Lubis, Mahasiswa Universitas Az-Zaitunah

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button